Rabu, 20 Juli 2016

pertanyaan dan jawaban payback period

Pertanyan beserta jawaban mengenai payback period

SITI MARWA DATUSAM
Pada contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda dikatakan bahwa jika periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan maka usulan proyek suatu investasi ditolak. Mengapa demikaian?
Jawab
Usulan proyek tersebut ditolak karena perusahaan tidak mau mengalami kerugian. Perusahaan sebelumnya telah menetapkan syarat pengembalian dengan memperhitungkan kerugian maupun keuntungan yang akan diperoleh. Jika melewati dari batas syarat pengembalian tersebut maka sudah dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian. (Wa Anila)

FITRIA, NURMINA dan SUFIANTI
Tentukan payback period Perusahaan Sinar Mandiri jika mereka melakukan investasi sebesar Rp 50.000 dan diketahui jumlah procced pertahunya adalah Rp 10.000 !
Jawab:
PP =  x 1 tahun
            =  x 1 tahun
            = 5 tahun. (ISNARIN)

WINDA AYU PUTRI LESTARI, ULLIMAZ SYAHARANIE dan NASRIN
Mengapa payback period itu tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan ?
Jawab:
Payback period hanya mengambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.(ISNARIN)

SUSIATI MULI
Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat. Mengapa demikian?
Jawab
Karena apabila perusahaan dihadapi dengan dua pilihan seperti misalnya payback period dengan jangka waktu pengembalian 3 tahun dan jangka waktu 2 tahun. Maka, perusahaan akan memilih payback period dengan jangka waktu 2 tahun untuk mengembalikan investasi yang telah di keluarkan melalui keuntungan yang didapat dalam waktu 2 tahun tersebut. (Wa Anila)

SUWARDIN
Adakah alternatif lain selain alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat? jelaskan!
Jawab
Ada, yaitu alternatif dengan periode pengembalian jangka panjang. Pada alternatif ini perusahaan-perusahaan biasanya jarang menggunakan alternatif ini, bahkan tidak ada perusahaan yang mau menggunakannya. Hal ini dikarenakan  perusahaan ingin mendapatkan keuntungan dalam jangka singkat untuk menutup kembali investasi yang telah dikeluarkan. (Wa Anila)

RUSIANA
Apa yang dimaksud dengan analisis peyback period?
Jawab:
Analisis payback period adalah studi kelayakan yang perlu ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang baru dikerjakan agar dapat  mengembalikan investasi yang telah tertanam.(ISNARIN)

AFIZAH KARTININGSIH A.
Kenapa analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar?
Jawab
Karena pada saat total arus kas keluar maka dapat diimbang dengan total arus kas masuk. Dengan demikian jumlah investasi yang telah dikeluarkan dapat diperoleh kembali melalui keuntungan-keuntungan yang didapat. Dengan demikian payback period dapat dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar. (Wa Anila)

WA ODE MUSLITA
Pada kelebihan payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa dihitung untuk menentukan lamanya waktu pengembalian dalam investasi coba jelaskan!


Jawab:
Maksudnya agar mudah kita menentukan lamanya waktu pengembalian dalam investasi menggunakan rumus periode pengembalian,sehingga dengan mudah kita mengetahui jangka pengembalian modal sesuai dengan payback period yang ditentukan.(ISNARIN)

IMRAN
Dalam paybeck period terdapat beberapa kelemahan salah satunya adalah payback period mengabaikan penerimaan investasi atau procced yang diperoleh sesudah payback period tercapai! Jelaskan
Jawab
Jika payback period sudah tercapai maka waktu yang telah ditetapakn tidak lagi sesuai dengan periode penentuan pengembalian investasi. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi .(WA ANILA)

SYUKRIL
Apa konsep dasar dari payback period ?
Jawab
Konsep dasar dari payback period adalah suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. (ISNARIN)

FIANA
Jelaskan mengapa Payback Period mempunyai kelebihan untuk memberikan informasi mengenai lamanya Break Even Project?
Jawab
Hal tersebut karena Payback Period mampu menjelaskan secara terperinci mengenai waktu dimana dapat ditentukan banyaknya pengeluaran maupun penerimaan yang sepadan. (WA ANILA)




WA ALFIANTI WABULA
Kelemahan payback period salah satunya adalah metode ini mengabaikan time value of money ( nilai waktu uang ).  Jelaskan nilai waktu uang yang dimaksud!
Jawab
Time value of money (nilai waktu uang ) adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. ( ISNARIN )

YERNI FEBRIANI
Berikan  contoh soal dengan menggunakan rumus pengembelian jika arus kas pertahun jumlahnya berbeda dan periode pengembeliannya tepat waktu ( diterima ).
Jawab
Suatu usulan proyek investasi senilai Rp 450.000.000,- dengan umur ekonomis 4 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun dan arus kas pertahunnya adalah tahun pertama Rp 200.000.000,-, tahun ke-2 Rp 150.000.000,- , tahun ke-3 Rp 100.000.000,-, tahun ke-4 Rp 50.000.000,-. Tentukan jumlah arus kas pertahun jumlahnya berbeda yaitu;
Penyelesaian

TahunArus KasArus Kas Kumulatif1200 jt200 jt2150 jt350 jt3100 jt450 jt450 jt500 jt

     
       e
        ( diterima )  (ISNARIN )


NURNA ABIDIN
Bagaimana cara mengatasi kelemahan Payback Period ?
Jawab
Kelemahan dari metode payback adalah:
a) tidak memperhatikan nilai waktu uang, dan b) mengabaikan arus kas setelah periode payback. Dan untuk mengatasi kelemahan ini, maka diperbaiki dengan cara mem-present value-kan arus kas, lalu dihitung payback period-nya. Cara ini disebut dengan Discounted Payback Period. (ISNARIN )
m



Minggu, 17 Juli 2016

makalah payback period


PAYBACK PERIOD
                                     

                     

  KELOMPOK 9
                                                   ANGGOTA:
                                         1. ISNARIN  (15 221 022)
                                         2. WA ANILA  (15 221 009 )


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2016
KATA PENGANTAR

        Assalamu’alaikum Wr. Wb
 Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya.Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya dengan suri tauladan-Nya yang baik.
 Syukur kehadiran Allah yang telah memberikan anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini merupakan pengetahuan tentang PEYBACK PERIOD, semua ini dirangkum dalam makalah ini,agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah dipahami,lebih singkat dan akurat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.Untuk menjadi lebih sempurna lagi kami membutukan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.Terimakasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu
                                                                                                         
                                                                                              Baubau, 27 Juni 2016
                                                                                                           Penulis

                                                                                                     Kelompok 9
DFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii      
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B.Rumusan Masalah.........................................................................................1
C.Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D.Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A.Pengertian Payback Period............................................................................3
B.Analisis Payback Period................................................................................3
C.Kelebihan dan Kelemahan Payback Period................................................ .5
D.Contoh Perhitungan Payback Period.......................................................... .6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 8.
A.Kesimpulan...................................................................................................8
B.Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................1 BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Ilmu ekonomi muncul seiring dengan diturunkanya manusia dibumi ini dengan kebutuhan manusia semakin tidak terbatas. Manusia juga mengenal bagaimana melakukan kegiatan ekonomi seperti payback period. Pada dasarnya ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas sebagai alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Disajikan metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk mennentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi serta memberikan informasi mengenai lamanya break even project. Payback period juga digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan.
Rumusan Masalah
    Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
 Apa saja pengertian dari payback period ?
Bagaimana analisis dalam payback period ?
Apa saja kelebihan dan kelemahan dari payback period ?
Bagaimana perhitungan dari payback period ?

Tujuan Penulisan
       Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengertian payback period
Untuk mengetahui analisis dalam peyback period
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan payback period
Untuk mengetahui perhitungan dalam payback period
Manfaat Penulisan
  Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai payback period.














BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN PAYBACK PERIOD
Menurut Abdul Choliq payback period dapat diartikan sebagai  jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).Selanjutnua menurut Djarwanto Ps menyatakan bahwa payback period adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup kembali original cash outlay.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.
ANALISIS PAYBACK PERIOD
Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya disarankan untuk mendapatkan informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat pengembalian modal yang diinvestasikan.
Rumus Payback Periode
Rumus periode pengembalian jika arus kas pertahun jumlahnya berbeda:
                 
Keterangan:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama:
Payback Period =
 • Periode pengembalian lebih cepat : layak
 • Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
• Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat yang dipilih
KELEBIHAN DAN  KELEMAHAN PAYBACK PERIOD

Kelebihan Payback Period
Adapun kelebihan payback period yaitu:
Metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk mennentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi
Memberikan informasi mengenai lamanya break even project.
Bisa digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
Dapat digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of return yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period) apabila payback period tersebut lebih pendek itu yang dipilih
Kelemahan Payback Period
Adapun kelemahan payback period yaitu:
Metode ini mengabaikan penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah payback period tercapai.
Metode ini juga mengabaikan time value of money (nilai waktu uang).
Tidak memberikan informasi mengenai tambahan nilai untuk perusahaan.
Payback period digunakan untuk mengukur kecapatan kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan.
CONTOH PERHITUNGAN PAYBACK PERIOD

Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya sama
PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar Rp 45.000, jumlah proceed per tahun adalah Rp 22.500, maka payback periodnya adalah:
Payback Period = x 1 tahun
Payback Period =  x 1 tahun
Payback Period= 2 tahun
Payback Period dari investasi tersebut adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil.
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbedaSuatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12% per tahun, dan arus kas pertahun adalah :
· Tahun 1 RP. 300 juta
· Tahun 2 Rp. 250 juta
· Tahun 3 Rp. 200 juta
· Tahun 4 Rp. 150 juta
· Tahun 5 Rp. 100 juta
Arus kas dan arus kas kumulatif
Tahun             Arus kas                 Arus kas kumulatif
1                   300.000.000                   300.000.000
2                   250.000.000                    550.000.000
3                    200.000.000                    750.000.000
4                    150.000.000                    900.000.000
5                     100.000.000                   1.000.000.000
Periode Pengembalian
= n +  x 1 tahun      
= 2  +  x 1 tahun      
= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan
 Periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan maka usulan proyek investasi ini di tolak

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
Payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya disarankan untuk mendapatkan informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat pengembalian modal yang diinvestasikan.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubunganya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
















DAFTAR PUSTAKA
http://sunethz.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-dari-masing.html
http://desy-pinarningrum.blogspot.com/2011/11/perbedaan-dan-fungsi-dari-metode-pbp.html
http://madces.blogspot.com/2011/02/capital-budgeting-decision-process.htm
http://henikaweningwening.blogspot.com/2012/10/metode-payback-period

tugas II

Rabu, 11 Mei 2016

Makalah Konsep Penawaran



TUGAS MAKALAH

“KONSEP PENAWARAN


DISUSUN OLEH
NAMA       :         WA ANILA
NPM           :         15 221 009
KELAS       :         A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAU BAU
2016




KATA PENGANTAR

 Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat, taufik, dan karunia-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ KONSEP PENAWARAN ”. Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing yaitu ibu Risnawati Amiluddin, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah matematika ekonomi.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna memperbaiki makalah yang saya buat.Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.












DAFTAR ISI


Kata pengantar.......................................................................................................  i
Daftar isi..................................................................................................................  ii

Bab I Pendahuluan
1.1    Latar belakang...................................................................................................   1
1.2    Rumusan masalah.............................................................................................    1
1.3    Tujuan................................................................................................................  1
1.4    Manfaat..............................................................................................................  1

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian konsep penawaran..........................................................................     2
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran..................................................   2
2.3 Hukum penawaran.............................................................................................   4
2.4 Skedul dan kurva penawaran............................................................................    5
2.5 Fungsi penawaran.............................................................................................    6
2.6 Jenis-jenis elastisitas penawaran......................................................................     6

Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................................................   9
3.2 Saran.................................................................................................................    9

Daftar pustaka........................................................................................................  10















BAB I
PENDAHULUAN

1.1           LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang bersifat ekonomi.Khusus dalam sudut pandang suatu perusahan atau penyedia barang atau jasa dihadapkan pada masalah salah satunya adalah penentuan jumlah penawaran barang.Banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang.Salah satu penentu jumlah penawaran adalah harga.Dan dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran berhubungan secara positif dengan harga.Namun, suatu perusahan dihadapkan pada pasar yang kompleks, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran hingga pada suatu kondisi baik elastisitas ataupun inelastisitas.

          1.2   RUMUSAN MASALAH

          Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
     1. Menjelaskan pengertian konsep penawaran
     2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
     3. Menjelaskan hukum penawaran
     4. Menjelaskan skedul dan kurva penawaran
     5. Menjelaskan fungsi penawaran
     6. Menjelaskan jenis-jenis elastisitas penawaran

1.3  TUJUAN
    
     Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
     1. Mengetahui pengertian konsep penawaran
     2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
     3. Mengetahui hukum penawaran
     4. Mengetahui skedul dan kurva penawaran
     5. Mengetahui fungsi penawaran
     6. Mengetahui jenis-jenis elastisitas penawaran

1.4  MANFAAT

Adapun manfaat dibuatnya makalah ini ialah untuk membantu para pelajar dalam menerapkan ilmu Matematika Ekonominya tentang konsep permintaan yang ada dalam kehidupan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

          2.1         Pengertian Konsep Penawaran

Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga.Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran sejumlah barang.Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran.Menurut pendapat beberapa ahli lain, pengertian elastisitas penawaran (supply) adalah:
     a.    Elastisitas supply atau elastisitas penawaran merupakan sebuah ukuran akan seberapa besar respons para penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar (Gasperz, 1999).
     b. Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas penawaran produk oleh produsen terhadap perubahan harga jual produk itu, dengan mengasumsikan beberapa faktor lain yang mempengaruhi penawaran produk itu konstan (ceteris paribus) (Gasperz, 1999).
     c.   Menurut McEachern, elastisitas harga dari penawaran adalah ukuran kepekaan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga (rokokdukun, 2012).
     d.  Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut (Hastuti, 2011).

Jadi menurut sayai elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri.Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga.

          2.2  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Dua faktor dapat dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis (Sukirno, 2010).

          1. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak elastis apabilakenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan.Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar diperoleh.

          2. Jangka Waktu Analisis
Di dalam menganalisis penagruh waktu, kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek dan jangka panjang.
       a) Masa Amat Singkat
Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu.Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.

     b)   Jangka Pendek
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya adalah memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan. Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll).
 Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kalau memperbesar produksi menyebabkan biaya naik dengan cepat, maka penawaran akan bersifat tidak elastis (inelastic). Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik dengan pertambahan produksi, maka penawaran akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian suplainya inelastic, sedang hasil pabrik lebih elastis.




c)   Jangka Panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dan sebagainya).Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang, oleh karena itu, penawaran bersifat elastis.
Untuk ketiga kasus diatas mungkin bisa diilustrasikan bagaimana penawaran mungkin berubah pada kasus perikanan.Pada kasus amat singkat, mungkin berlaku untuk ikan pada hari mereka dibawa ke pasar, dimana mereka harus benar-benar di lelang habis seluruhnya.Pada kasus kedua yaitu jangka pendek mungkin berlaku kira-kira dengan stok kapal ikan dalam jumlah tertentu dan sebelum tenaga kerja baru tertarik pada industri tersebut. Untuk jangka waktu yang panjang, ketika kapal-kapal ikan baru dibangun, tenaga kerja baru tertarik, dan usaha-usaha perikanan baru didirikan, penawaran ikan mungkin akan bersifat sangat elastis.

     3.  Faktor Lain
Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu:
     a)   Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi:
·         Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
·         Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.

     b)   Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan.Ini karena produsen dapat segeramemenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.

     c)   Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran.Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsenmemenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel,sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

      2.3 Hukum Penawaran

Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan penawaran menyebabkan kenaikan harga ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekulibrium.Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.

2.4 Skedul dan Kurva Penawaran 

Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjualdalam jumlah yang lebih banyak. Di bawah ini gambar kurva penawaran dengan data yang ada.Dibawah ini merupakan data harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.

No
P
Q
1.
RP.1.000
2
2.
RP.2.000
4
3.
RP.3.000
6
4.
RP.4.000
8
5.
RP.5.000
10
6.
RP.6.000
12








                                        P ( Rp.000)
                                      
                                6
                                5
                                4
                               3
                               2                                                                                        
                               1     
                                                                                                                Q ( bungkus )
                                            2        4        6      8        10     12
2.5 Fungsi Permintaan
Fungsi penawaran menghubungkan harga barang dipasar dengan jumlah barang yang ditawarkan produsen. Menurut hukum penawaran, pada umumnya bila harga suatu barang naik maka ceteris paribus (faktor-faktor yang dianggap tetap) jumlah yang ditawarkan akan naik. curam kurva penawaran umumnya positif. Dalam kasus-kasus tertentu mungkin juga dapat terjadi bahwa curam kurva penawaran nol atau tak terhingga.
Seperti halnya pada kurva permintaan, sumbu Y digunakan untuk harga barang setiap unitnya dan sumbu X untuk jumlah barang yangg ditawarkan. Bentuk umum fungsi penawaran:   Q = a + bP

2.6 Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya, jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.

Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
          a)Penawaran elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ~ (tidak terhingga).
Contohnya terjadi pada produk-produk baru di pasaran seperti mie instan dengan merk baru. Pada harga yang tetap, produksi akan dapat bertambah dalam berbagai jumlah sebab memang masih memiliki banyak stok barang.
           
          b) Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya >1.
Contoh kasus ini adalah pada perusahaan tekstil dimana terjadi kenaikan harga kain sebesar 22%, hal tersebut akan mebuat pabrik tekstil yang sudah memiliki stok bahan yang cukup besar sehingga dapat menambah jumlah produksi kain dengan presentase sebesar 67%.

          c)Penawaran  dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Kasus ini bisa dicontohkan pada penjual daging sapi yang sekaligus memiliki peternakan sapi. Pada saat terjadi peningkatan harga daging sebesar 22%, penjual daging tgersebut akan melakukan kenaikan penawaran jumlah daging sebesar 22%, mengingat daging masih dapat disimpan dalam lemari pendingin.

          d)Penawaran tidak elastis (Inelastis)
Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.
Contohnya pada kasus peningkatan harga cabai melonjak tinggi sebesar 22%, hal tersebut akan membuat para petani cabai berusaha untuk meningkatkan produksinya, namun karena keterbatasan biaya produksi dan luas lahan maka peningkatan jumlah yang diproduksi tidak mencapai 22%, hanya sekitar 10%.

          e)Penawaran inelastis sempurna
Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0.
Contoh dari jenis elastisisitas ini adalah ikan, yang tidak tahan lama yang dibawa ke pasar untuk dijual dengan berapa pun harga yang akan mereka peroleh, sebab apabila mereka tidak menuruti harga yang ada kemungkinan ikan akan busuk dan tidak dapt dijual kembali.
Namun, dalam dunia nyata, elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastis sempurna dan inelastis. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya mempengaruhi kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi untuk barang rendah, maka akan menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya produksi tinggi, perusahaan akan memproduksi sedikit. Biaya produksi sendiri sangat ditentukan oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin yang jelas mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap biaya untuk memproduksi suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis elastisitas supply, hanya ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya produksi yang juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase perubahan jumlah produk seperti digambarkan pada kurva inelastis sempurna, kalaupun dapat dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak akan terlalu besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang tergambar dalam kurva inelastis.


























BAB III
PENUTUP

          3.1 KESIMPULAN

Permasalahan ekonomi yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa adalah penentuan jumlah penawaran barang. Salah satu penentu jumlah penawaran adalah faktor harga. Untuk mengetahui sensitivitas perubahan penawaran barang karena perubahan harga, maka diperlukan suatu pengukuran yang disebut elastisitas penawaran.Elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur presentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat presentase perubahan harga.
Jika kenaikan harga barang diikuti dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut inelastis.Elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu penawaran elastisitas sempurna, penawaran elastis, penawaran dengan elastis uniter, penawaran inelastis, dan penawaran inelastis sempurna. Cara pengukuran elastisitas penawaran adalah dengan membandingkan presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase perubahan harga.Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah sifat perubahan biaya produksi, jangka waktu analisis, dan faktor lain seperti kemampuan penjual ataupun produsen untuk merubah jumlah produksi, stok persediaan, kemudahan substitusi faktor produksi atau input.

          3.2 SARAN

Dalam mengukur koefisien elastisitas disarankan menggunakan elastisitas titik, karena untuk membedakan dampak perubahan harga turun dan harga naik atas perubahan jumlah yang diminta/ditawarkan. Rumus elastisitas perubahan busur hanya baik digunakan bila kita ingin mengekstrapolasi (perhitungan ramalan) dan interpolasi (perhitungan penyisipan).











DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.

Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Mankiw, Gregory. 2002. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

http://goedanggaram.wordpress.com/2012/11/09/elastisitas-permintaan-dan-penawaran/.Sitasi tanggal 12 Maret 2013.

http://lenacantic.wordpress.com/2011/10/19/elastisitas-penawaran/. Sitasi tanggal 12 Maret 2013.